jika anda berminat bikin web seperti ini.... call 022 9211 3223....jika anda berminat bikin web seperti ini.... call 022 9211 3223....jika anda berminat bikin web seperti ini.... call 022 9211 3223....

Rabu, 17 Februari 2010

Banjir Cieunteung Patutkah Dilestarikan?

Banjir yang menyergap cieunteung kabupaten bandung merupakan eunteung (ind : cermin) minimnya perhatian pemerintah pada masyarakat. Dikala anak cieunteung pergi sekolah bersusah payah menerjang banjir, pemerintah pusat begitu asyik memperhias pagar istana. Atau kala para buruh pergi kerja berperahu, para menteri pergi berseliweran bermobil mewah seharga milyaran rupiah. Ketika warga korban banjir menggigil kedinginan di pengungsian, istana malah sibuk ngurusin kerbau si buya yang katanya berdemo tanpa etika. Padahal banjir yang menyergap cieunteung bale endah kab bandung merupakan banjir musiman yang rutin menyapa. Namun Selama ini solusi yang diberikan para pemegang otoritas hanya menyentuh bagian permukaan saja, seperti mendirikan posko kesehatan, tenda pengungsian atau pun dapur umum. Dari pendapat para pakar bahwa daerah pemukiman cieunteung memang sangat rawan disergap banjir, dikarenakan posisinya yang paling rendah dibandingkan daerah lainnya di seputar bandung raya. Walau pun demikian, sebenarnya banjir cieunteung tidak perlu terjadi jika pemerintah kabupaten/kota bandung di bandung raya, provinsi jabar dan pusat segera menata kembali kawasan daerah resapan air di seputar bandung raya. Di kawasan bandung selatan seharusnya pihak pemegang otoritas segera merehabilitasi kawasan hulu sungai citarum. Hari ini kawasan tersebut telah beralih fungsi menjadi sentra pertanian dan perkebunan. Bisa dikatakan gunung wayang di pangalengan sebagai hulu sungai citarum telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Dengan demikian ketika musim penghujan datang sungai citarum tidak sanggup lagi menampung limpahan air hujan tersebut. Dan tidak jauh berbeda dengan kondisi kawasan bandung utara. Daerah dago, punclut, lembang, cisarua dan parongpong menjadi daerah favorit masyarakat untuk disulap menjadi daerah pemukiman. Sudah dari dulu tanah di daerah tersebut dijadikan vila-vila orang kota terutama para orang kaya dari ibukota. Praktis ketika musim penghujan datang, air meluncur deras langsung ke anak-anak sungai citarum. Dengan limpahan air yang datang baik dari kawasan selatan dan utara bandung, akhirnya sungai citarum pun meluap. Dan sudah pasti cieunteung sebagai daerah terendah di bandung raya pun disergap banjir yang cukup parah hingga 2-3 meter. Di sini banjir menjadi sebuah tradisi tahunan, ketika musim penghujan datang warga pun siapkan sampan. Apakah tradisi ini patut dilestarikan? Mari kita tanyakan saja pada rumput yang bergoyang. -rmd-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar