ORANG SUNDA MAH HARUS KAYA ATUH

Tulisan ini lahir ketika saya mampir ke sebuah barber shop langganan di kawasan buah batu bandung untuk sedikit merapikan rambut yang sering di komplain si nyonya. Pas masuk ternyata di sana telah berjejer pasien-pasien menunggu giliran di make over oleh tangan terampil sang dokter spesialis rambut. Walau pun harus antri, saya coba untuk menunggu sambil membaca sebuah koran lokal yang terkenal dengan tag linenya dari rakyat- oleh rakyat - untuk rakyat. Ketika saya asyik membaca deretan aksara yang terhampar dalam kertas putih, terdengar sebuah obrolan menggelitik antara pasien dengan sang dokter. Si pasien yang berwajahkan timur tengah ini menceritakan seorang karyawannya yang sedang kebingungan mencari uang tuk pesta syukuran khitanan anaknya. " Dia tuh pinjam sana-sini, padahal klo gak punya dananya ya sudah jangan maksain " papar si pasien sambil tak lepas pandangannya menuju cermin. " Emang kenapa gitu pak? " tanya sang dokter yang terus memainkan sisir dan gunting. " Ya, saya tahu buat makan aja dia tuh susah, kok bela-belain gitu " lanjut si pasien. " bela-belain gimana pak? " tanya sang dokter penasaran. " Dia bela-belain pesta khitan anaknya sampe motornya di gadein " lanjut si pasien sambil memiringkan kepalanya. " ya biasa pak orang sini (sunda) mah kayak gitu " jelas sang dokter. " biasa gimana? " si pasien giliran bertanya. " orang sini mah, pas anak masih di dalam kandungannya aja dipestanya" jawab sang dokter. " Maksudnya gimana? " tanya si pasien penasaran. " ya 4 bulan kan, si jabang bayi dalam kandungan baru aja diberi nyawa sama Alloh, jadi harus di adakan syukuran pak ". Papar sang dokter. " oh gitu ya? , jadi orang sunda harus kaya dong? " tanya si pasien makin penasaran. " kayaknya gitu pak, entar habis 4 bulanan ada 7 bulanan, terus pas lahir ada aqiqah sebagai syukuran kelahiran, nanti pas besar dikit ada khitanan, dah dewasa dikawinkan " jawab sang dokter yang memang berasal dari tasikmalaya. -rmd-